Ini ada cerita sedih saya ambil dr milis sabili tentang sosok perempuan yg baek ati.Menyedihkan …tidak kata yg pantas semoga almarhum ditrima disisinya.
Kami berasal dari keluarga besar yang sederhana. Dimana perjalanan hidup keluarga kami penuh dengan perjuangan, tapi hal itu tak menyurutkan kedua orang tua kami untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang berguna bagi Agama, Nusa dan bangsa serta keluarga. Hal ini dapat dilihat betapa besar harapan kedua orangtua kami untuk memasuki anak-anaknya ke jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi dengan tidak melupakan ajaran agama. Aku termasuk yang masih beruntung begitu juga kakak-kakakku dan adik-adikku ( kecuali si bungsu ) karena aku hanya konsen terhadap sekolah dan kuliahku saja tanpa harus pusing memikirkan berbagai macam biaya untuk melanjutkan pendidikanku. Tidak halnya dengan adik bungsuku dia harus berjuang untuk melanjutkan pendidikannya dengan cara berkerja selepas SMEA. Bukan berarti kakaknya hanya diam !!!. Kami selalu membantu biaya pendidikannya dengan cara patungan tapi bidadari kecilku tetap berkeingginan bekerja sambil kuliah hal ini diambilnya karena bidadari kecilku tidak inggin menyusahkan kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga. Maha besar Allah dengan umur yang masih muda ternyata bidadari kecilku sudah cukup dewasa menyikapi hidup didunia ini yang kejam. Karena pada saat dia harus kuliah, ayah kami sudah sakit-sakitan walau aku tahu kedua orang tua kami mempunyai keingginan kuat untuk meneruskan bidadari kecilku ke bangku kuliah. Akhirnya bidadari kecilku memutuskan memasuki salah satu Perguruan Tinggi di daerah Jakarta Selatan. Dari sinilah bencana timbul karena kakak kelasnya ada yang menaruh hati, tapi bidadari kecilku tidak menanggapinya karena memang tidak ada perasaan cinta. Karena bidadari kecilku terus dipaksa, diancam dan dikejar akhirnya bidadari kecilku memutuskan untuk pindah kuliah setelah dilakukan musyawarah oleh keluarga akhirnya kita sepakati memasuki Perguruan Tinggi yang lain didaerah salemba, tapi ternyata kakak kelasnya tetap mengikuti akan pindah akhirnya biaya yang sudah masuk hilang dan kita putuskan untuk segera di pindahkan ke perguruan tinggi yang lain lagi di daearah Cikini. Alhamdulillah dia tidak mengikuti kupikir tidak akan ada lagi yang menerornya. Ternyata kakak kelasnya ( Mario Raymond Pea ) tetap melakukan teror terhadap bidadari kecilku melalui telepon rumah dengan berbagai ancaman yang dilakukan Mario dan teman-temannya (laki dan perempuan), Wa laa haulaa wa laa quwwata illa billahil “aliyyil’azhiimi ( Tidak ada daya dan kekutan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Agung ). Aku berpikir cobaan apalagi yang harus keluargaku hadapi ??? Telepon rumah terus berdering setiap 5 menit sekali dengan nada ancaman akan membunuh bidadari kecilku, hal ini terjadi terus menerus selama kurang lebih setengah tahun pada tahun 2001, hal ini membuat gelisah kedua orang tua kami dan keluarga akan keselamatan bidadari kecilku dari ancaman pembunuhan oleh orang yang tidak di kenal (walau dugaan kuat sudah ada pada kami siapa pelakunya tapi keluarga kami tidak berani sembarangan menuduh seseorang) . Alhamdulillah akhirnya pada bulan suci ramadhan Allah SWT memberikan hidayahnya kepada keluarga kami untuk melakukan rekaman kaset terhadap ancaman si pelaku dan memberikan cara untuk untuk mengetahui dari mana asal telepon tersebut. Dengan izin Allah SWT saya pancing sipelaku untuk menelepon Bidadari kecilku ke Handphone saya ( kamu percuma telepone kerumah karena bidadari kecilku tidak ada disini !!!……kalau kamu mau bicara ke Handphonenya saja………lalu dia meminta dan kuberikan no handphoneku……………tak lama berseling dering handphoneku berdering lalu diangkat oleh bidadari kecilku……….nada ancaman pembunuhanpun tetap dilontarkan kepada bidadari kecilku tapi ditanggapi oleh bidadari kecilku dengan mengucapakan “astaghfirullaahal”azhiimi” ). Subhaanallah dengan usia yang masih muda bidadari kecilku tegar menghadapai cobaan tanpa emosional yang ditunjukan manusia pada umumnya bila diancam akan dibunuh. Allahuakbar akhirnya no telepon yang meneror bidadari kecilku terungkap sudah ( Jl. Bona Indah Garden IV – A / 14 Rt. 003/006 Kel. Lebak Bulus Jakarta Selatan ) setelah kita telesuri telepone tersebut adalah rumah Mario Raymond Pea. Masa Allah !!! ………..mau apalagi dia terhadap bidadari kecilku, saya tidak habis pikir terhadap orang seperti itu. Akhirnya kami sekeluarga sepakat untuk melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib pada tanggal 18 November 2001., bersama barang bukti berupa rekaman kaset, Handphone saya dan pihak kepolisian beserta Rt dan Rw dilingkungan kami bersama – sama menuju ke suatu perumahan didaerah lebak bulus jakarta selatan dan pelaku beserta keluarganya mengakui kesalahannya dan dibuatkan Surat Pernyataan untuk tidak melakukan teror terhadap bidadari kecilku oleh Mario Raymond Pea yang disaksikan pihak kepolisian dari Polsek Metro Kemayoran. (Teror Pembunuhan Pertama ). Kira – kira selang 2 Minggu dari Surat Pernyataan Pertama, telepon rumah kamipun berdering kembali !!!!!…..Massa Allah nada ancaman pembunuhan terhadap bidadari kecilku pun kembali terjadi, dengan rasa bangga Mario dengan terang-terangan menyebutkan identitas dirinya bahwa ia akan membunuh bidadari kecilku dan ia pun mengaku sudah bilang dengan kedua orang tuanya. (bukti rekaman kaset ada pada kami). Pada tanggal 25 November 2001 kami dan pihak kepolisian menghubungi kedua orang tua Mario Raymond Pea. Dan kedua orang tua Mario menyatakan bahwa ia sanggup menjaga anaknya untuk tidak melakukan teror pembunuhan yang ditanda tangani oleh Rudy Raymond Pea. Maka dibuatkankanlah Surat Pernyataan Kedua yang intinya bahwa Rudy Raymond Pea (orangtua ) yang beralamat di Jl. Bona Indah Garden IV – A / 14 Rt. 003/006 Kel. Lebak Bulus Jakarta Selatan akan melakukan tindakan preventif atas perbuatan anaknya dan bila terjadi sesuatu maka orang tuanya akan bertanggung jawab penuh. (Teror Pembunuhan Kedua ). Berdasarkan kejadian tersebut diatas kami sekeluarga sepakat untuk memasang ID color terhadap telepon rumah kami. Alhamdulillah atas izin Allah SWT semenjak tanggal 25 November 2001 keluarga kami diberikan ketentraman. Terima kasih banyak kami ucapkan kepada pihak kepolisian yang telah banyak membantu keluarga kami…Dan tak lupa saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas hidayah dan rahmatnya kepada keluarga kami yang telah membuka tabir teror pembunuhan terhadap bidadari kecilku. Hari-hari, minggu-minggu, bulan-bulan dan tahun-tahun telah berganti, bidadari kecilku tetap setia menjalani hidup dengan penuh perjuangan dalam mengarungi dunia yang kejam ini. Kuliah sambil bekerja bidadari kecilku jalani dengan penuh iklas tanpa mengeluh dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT. Karena bidadari kecilku mempunyai prinsif bekerja dan mencari ilmu merupakan salah satu ibadah. Yach coba kita renungkan betapa banyak waktu yang kita habiskan pada waktu mencari ilmu?.dan berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk bekerja ?.Subhaanallah umur semuda itu telah mampu berpikir layaknya orang dewasa. Saya masih inggat pada saat almarhum ayahanda tercinta terkena seranga stroke hingga lumpuh, bila ada kesempatan dan waktu bidadari kecilku banyak menunjukan baktinya dengan memandikannya, menggantikan pakaiannya, membersihkan kencing dan kotorannya, mensuapinnya, dan memberikan minumnya. Subhaanallah dia lakukan itu dengan iklas dan penuh kasih sayang sebagai bakti seorang anak terhadap orangtuanya. Maafkan saya almarhum ayahanda tercinta karena saya tidak dapat menunjukan bakti saya sebagai anakmu tapi bidadari kecilku dapat membuktikan bakti anak kepada almarhum ayahanda tercinta, tak terasa air mata mengalir dari kedua mataku. Maafkan aku ayah !!!……dari lubuk hatiku yang paling dalam. Hingga pada tanggal 08 February 2004 almarhum ayahanda pulang ke rahmatullah pada hari minggu jam 03.30 WIB Sore (Innaa lillahi Wa Innaa illahi Raajiun). Kami sekeluarga kehilangan sosok seorang ayah yang telah melindungi, membimbing, mengayomi, memberikan pendidikan dunia dan akhirat serta memberikan nafkah kepada keluarganya. Makasih almarhum ayahanda tercinta dari tubuh yang kekar dan kuat hingga tubuhmu yang lemah tak berdaya telah memberikan pelajaran kepada kami yang hidup tentang dunia dan pentingnya sosok ayahanda untuk menjaga keluarganya di dunia dan akhirat. (Al Faatihah untuk almarhum Maulana Mardjuki bin Kamri). Lalu…..kulihat bidadari kecilku berlari menghampiri jenasah ayahanda tercinta sambil mengucapkan “Innaa lillahi Wa Innaa illahi Raajiun” bidadari kecilku menangis….sambil berucap “yach Allah SWT kuatkanlah keluarga kami dalam menghadapi cobaanMU, berikanlah ketabahan kepada keluarga kami, ampunilah segala dosa ayah kami, dan terimalah dia di sisiMU, lapangkanlah kuburnya, berikanlah rahmat dan karuniaMU kepada ayahanda tercinta”. Bidadari kecilku berlari menuju kamarnya, ternyata ia mengambil buku diarenya dan dilingkarinya tanggal tersebut sebagai “Kesedihan” dan dia tulis nama ayahanda tercintanya dideretan almarhum & almarhumah kakek dan neneknya. Saya tahu bidadari kecilku menulisnya agar tidak lupa pada saat melaksanakan sholat untuk mengirimkan surat Al Faatihah kepada almarhum dan almarhumah. Sesuai Sabda Rasulullah s.a.w. : ” Bila seseorang telah meninggal, terputuslah untuknya pahala segala amal kecuali dari tiga hal yang tetap kekal : Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh dan shalehah yang senantiasa mendo’akannya” (Riwayat Imam Bukhari dan Muslim). Hari-hari berlalu, minggu-minggu berlalu, dan bulan-bulan telah berganti, bidadari kecilku mengarungi dunia kembali dengan penuh tegar. Akhirnya perjuangannya ibadah menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi di daerah Cikini berakhir pada tanggal 14 Agustus 2004. (bidadari kecilku telah diwisudah) aku hanya dapat mengucapkan “Selamat menjadi Sarjana yach” lalu kupeluk dan kucium keningnya dengan penuh bangga (bagaimana tidak !!!..bidadari kecilku berjuang dengan sepenuhnya dan dengan iklhas) lalu kami berphoto bersama. Hari-hari berlalu hingga pada tanggal 16 Agustus 2004 Ibunda tercinta merayakan hari Ulang Tahunnya. Bidadari kecilku memberikan kado spesial berupa perlengkapan sholat dan bantuan dana dalam rangka ibunda tercinta menunaikan ibadah Haji untuk tahun depan. Subhaanallah begitu besar perhatian bidadari kecilku terhadap Ibundanya, yang telah melahirkan, merawat, mendidik, mengayomi, serta sebagai panutannya. Walau di sempat berkata ” Ini tidak berarti apa-apa dibandingkan jasa Ibunda tercinta yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mengayominya dan menjadi panutannya” sambil mencium pipi Ibunda tercinta. Hari berlalu, minggu berlalu, begitu juga bulan berlalu seminggu sebelum bulan suci ramadhan 1425 Hijriah, bidadari kecilku di wisudah sungguh hebat perjuangan kamu bidadari kecilku, dan bidadari kecilku mengabarkan juga berita baik perihal pengangkatannya sebagai karyawan tetap. Subhaanallah walamdulillah ibadah kerja dan menuntut ilmu akhirnya berhasil mengantarkan bidadari kecilku untuk menjadi karyawan tetap di salah satu Bank BUMN. Selama bulan suci ramadhan 1425 Hijriah, bidadari kecilku melaksanakan ibadah puasa seperti umat muslim dan muslimah pada umumnya, dan bidadari kecilku tidak lupa memberikan bingkisan atau bantuan kepada ibunda tercinta berupa bahan pokok dan sirup untuk melaksanakan ibadah puasa dan saling memaafkan biar lebih suci dalam memasuki bulan suci ramadhan. Selama melaksanakan ibadah puasa bidadari kecilku kembali mengalami teror pembunuhan lewat telepon kantor yang dilakukan oleh Mario Raymond Pea. Dan bidadari kecilku pun bercerita pada ibunda tercinta dan ibunda menyarankan agar jangan ditanggapi dan kalau pulang sebaiknya jangan sendirian. Pagi hari tanggal 10 November 2004 bidadari kecilku bercerita tentang teror pembunuhan terhadap dirinya oleh Mario Raymond Pea , dan saya katakan ” Nanti habis lebaran Idul Fitri 1425 H kita laporkan kepada Pihak Kepolisian” dan saya pun pergi menuju kantor tempat saya melaksanakan ibadah kerja. (Maafkan saya bidadari kecilku karena kesibukan waktu saya, maka saya tunda laporan kepada pihak kepolisian). Pada hari kejadian kamis tanggal 11 November 2004 (bulan suci ramadhan 1425 H). pagi selepas sahur dan melaksanakan ibadah sholat seperti biasa berhubung pembantu pulang kampung bidadari kecilku cuci piring, menyapu, mengepel lantai dan berbenah setelah itu mandi dan berpamitan kepada ibunda tercinta untuk melaksanakan ibadah kerja, setelah mencium pipi ibunda tercinta lalu mengucapkan ” Assalam’mualaikum wr. Wb. ” walaikum salam wr. Wb. Dibalas ibunda tercinta. Ternyata pagi itu adalah pagi terakhir bidadari kecilku pamit kepada ibunda tercintanya untuk melaksanakan ibadah kerja. Bidadari kecilku sempat menelepon kepada kakaknya untuk memberitahukan bahwa kue ulang tahun anaknya telah dibelikan dan ada dirumah berikut lilinnya. Karena pada saat musibah menimpahnya bertepatan dengan ulang tahun keponakannnya. Subhaanallah begitu besar perhatian bidadari kecilku pada ponakannya. Sekitar kurang jam 16.30 WIB telepon rumah berdering …………lalu ibunda tercinta mengangkatnya dan tak lama kemudian ibunda tercinta berteriak ” Masa Allah…..Allahu akbar” lalu ibunda terkulai lemas………kuraih telepon tersebut dan ternyata dari Rumah Sakit didaerah Cikini yang memberitahu bahwa bidadari kecilku berada di UGD. Aku langsung berangkat menujuh Rumah Sakit di daerah Cikini apa yang kusaksikan ………………………….astaghfirullaah bidadari kecilku telah berlumuran darah !!!!!!!!!!………. tapi Allah SWT telah mencurahkan rahmat kepadanya tanpa mengerang kesakitan bidadari kecilku iklas dan tabah menghadapi cobaan ini, dan pihak rumah sakit berkata “adik bapak sangat tabah dan kuat karena darah yang keluar sudah sekitar 65 % dari 100% biasanya korban langsung meninggal ditempat. Subhaanallah seusia muda tersebut sanggup menjalani cobaan yang cukup berat ini. Lalu…..pihak kepolisian memberitahukan kepada saya “bahwa pelaku telah ditanggkap” terima kasih Allah SWT dan tak lupa terima kasih juga kepada pihak kepolisian khususnya Polsek Metro Menteng. Lalu feeling ku pun berjalan kutanyakan kepada pihak kepolisian apakah pelakunya dari daerah Jakarta Selatan ?…… ya.jawaban dari Pihak kepolisian . lalu aku bertanya apakah pelakunya Mario ?…. ya jawaban dari pihak kepolisian. Lalu aku diminta untuk membuat BAP terhadap kasus ini. Setelah melaksanakan buka puasa aku menuju ke Polsek Metro Menteng. Dan aku berhasil dipertemukan oleh pelaku pembunuhan biadab (Mario Raymond Pea ) tanpa ada rasa penyesalan pelaku malah tersenyum melihat kakakknya Almarhumah Nita Handayani. Dan kusaksikan sendiri pisau dapur dengan ukuran 30 Cm yang telah bengkok-bengkok dan baju serta celana panjang adikku yang berlumuran darah serta sobek-sobek akibat sabetan pisau. Dari pihak kepolisian saya dapat mengetahui kronologisnya penganiayaan berat yang direncanakan yang dilakukan oleh Mario Raymond Pea terhadap Almarhumah Nita Handayani yang mengakibatkan korban meninggal dunia kira-kira sebagai berikut : Kamis, tanggal 11 November 2004, sekitar jam 16.15 WIB lmarhumah Nita naik Bus Kopaja line 502 (Kp. Rambutan –Tanah Abang ) bertepatan di Jl. Menteng Raya Jakarta Pusat setelah selesai kerja di salah satu Bank BUMN di daerah Kebon Sirih menuju kampusnya untuk mengambil ijazah di daerah Cikini untuk melengkapi administrasi pengangkatan sebagai karyawan tetap. Tanpa sepengetahuan Almarhumah Nita. Mario Raymond Pea mengikuti dan naik ke Bus Kopaja dari pintu belakang, pada saat Bus Kopaja berhenti di Jl. Menteng Raya selanjutnya secara tiba-tiba Mario mendatangi Almarhumah Nita dari arah belakang selanjutnya menikam dan menusuk korban dengan menggunakan pisau dapur rumahnya ukuran 30 Cm dari arah belakang dan depan, yang mana pisau tersebut telah disiapkan oleh Mario Raymond Pea. Almarhumah Nita masih sempat berlari keluar dari dalam Bus Kopaja, namun pelaku masih mengejar Almarhumah Nita dan di Trotoar di Jl. Menteng Raya pelaku masih melakukan penusukan dan penikaman terhadap Almarhumah Nita walau telah jatuh diatas trotoar dan berlumuran darah tetap berlanjut penusukan dan penikaman oleh biadab Mario Raymond Pea. Perbutan biadab Mario Raymond Pea tersebut dilakukan dengan cara menikam dan menusuk kearah pinggang, dada, perut paha, dan kepala belakang, sehingga mengakibatkan luka-luka tusukan yang parah dan mengeluarkan banyak darah dan luka dalam yang sangat serius. Untuk Identitas Pelaku Biadab MARIO RAYMOND PEA yang saya ketahui adalah : Lahir Jakarta, 09 Desember 1978, umur 26 tahun, WNI, pekerjaan tidak bekerja, alamat tinggal di Jl. Bona Indah A4/14 Rt. 003/006 Kel. Lebak Bulus Kec. Cilandak Jakarta Selatan. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak Kepolisian khususnya dari Polsek Metro Menteng. Aku tidak dapat makan, aku tidak dapat tidur karena pikiranku tercurah pada bidadari kecilku……alhamdulillah bidadari kecilku masih diberikan karomah dari Allah SWT untuk dapat hidup. Pada hari jum’at tanggal 13 November 2004. aku kebetulan mendapat giliran untuk menjaga bidadari kecilku…….dan aku diperkenankan oleh pihak rumah sakit menunggunya didalam, lalu kami bercerita: Aku ” bidadari kecilku tahu siapa yang menusuk ?………” Bidadari kecilku ” tahu……aak ….Mario” Aku “bidadari kecilku mau aak apakan Mario ?” Bidadari kecilku ” ach.sudah ach……mendingan saya istigfar untuk mengurangi rasa sakit diperut saya” Subhaanallah bidadari kecilku telah berada dalam rahmat dan lindungan dari Allah SWT, karena tidak ada yang keluar dari mulutnya rasa dendam. Mungkin kalau manusia biasa yang tidak mendapat karomah dari Allah SWT tidak akan bisa melakukan seperti bidadari kecilku ( 16 luka tusukan ditubuhnya dan kepala). Banyak pelajaran yang kuambil dari bidadari kecilku. Hanya satu pintahnya ia inggin malam takbiran kita bertakbir bersama !!!!!!!……. hari minggu jam 03.30 WIB tanggal 15 November (bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri 1425 H bidadari kecilku pulang kerahmatulallah dalam usia 23 Tahun “Innaa lillahi Wa Innaa illahi Raajiun” bidadari kecilku telah pulang kerahmatullah dengan diiringi gema takbir diseluruh dunia dan pada waktu 7 langit dibuka untuk memfitrikan (mensucikan) orang-orang yang suci. Selamat jalan bidadari kecilku……………. Selamat berada di surga bidadari kecilku…….. Karena kamu meninggal dalam keadaan sahid fisabilillah (Ibadah Puasa, Ibadah kerja, Ibadah menuntut ilmu dan pada bulan yang suci bulan ramadhan 1425 H, dan pada saat manusia kembali kepada fitrinya) …………
Amiin……. Amiin……. Amiin……. Al Faatihah untuk almarhumah “Nita Handayani Binti Maulana Mardjuki” Dari kakakmu yang sedang mengambil pembelajaran dari perjuangan bidadari kecilku selama ada di dunia yang sementara ini. Semoga ini dapat menjadi manfaat untuk para pembaca, agar lebih hati-hati menghadapi orang seperti Mario Raymond Pea. Semoga Mario Raymond Pea mendapatkan hukuman mati karena rencana pembunuhan yang telah dilakukan. Semoga Mario Raymond Pea tidak ada di dunia ini agar Negeri tercinta ini aman dan tentram serta tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban kebiadabannya. Amiin …………… karena Mario Raymond Pea dapat melakukan hal yang sama terhadap orang lain dan masyarakat
dilingkungan sekitarnya.
Best Regards,
– ASP –
Comments
2 responses to “Selamat jalan bidadari kecilku”
Saya pernah kenal dengan almarhumah Nita. Waktu itu saya kenal dengan dia di Dufan sekitar th 2000. Dia pergi bersama kakak perempuan dan calon suami kakaknya (waktu itu mereka belum menikah). Saya juga pernah ke rumah di jl. Garuda, bertemu dengan almarhumah, ibunya dan kakaknya yang laki-laki. Saya ingin sekali mengetahui letak makam almarhumah. Saya baru mengetahui berita duka tersebut th 2006 dari ibu almarhumah dan yang membuat saya terharu adalah saya menelepon ke rumah tepat 3 hari sebelum lebaran th 2006, tepat 2 th setelah kejadian.
Terima kasih banyak sebelumnya.
email saya: mikowenas@ipmpr.net
HP: 0811873947
sangat menyentuh, sampai saya menitikan air mata membacanya. Maha Kuasa Engkau yaaa Allah, menciptakan manusia “indah” seperti Nita Handayani, semoga engkau tematkan dia di tempat yang mulia, dan seluruh keluarganya diberikan rahmadMu,