Sekitar jam sebelas malam di pertengahan pekan, akhir Mei 2013 lalu, sang istri membangunkan tidur saya. Ya malam itu saya tidur sedang tidak nyaman-nyamannya setelah siangnya kecelakaan yang menimpaku .
Dengan memegang perut yang sudah terlihat semakin besar, istri memberi tahu bahwa perutnya semakin sakit. Spontan sayapun dengn sedikit kesusahan bangun dan sedikit menenangkan diri meski luka saya terasa cenut-cenut.
Berbekal informasi dari internet dan Dr SPOG yang menangani istri selama ini kamipun tak boleh risau. Ketenangan dan rasa rileks diperlukan. Dengan sedikit sok tau, malam itupun kami berdua mondar-mandir di rumah berharap istri sedikit nyaman merasakan terjadinya ritme kontrasi.
Sekitar jam 12an malam, tanda joko junior sudah bosen di rahim bundanyapun mulai terlihat jelas. Setelah keluar bercak darah yang pertama kamipun membangunkan orang tua (mertua) memberitahukan akan hal ini.
Sejurus kemudian kamipun berangkat ke RS bersalin yang sudah kami rencanakan dengan taksi membelah sejuknya udara malam Sleman.
Jam saat itu menunjukkan jam 2 malam, para bidan dengan sigap melayani kami. Bukaan 5 ke 6 informasi dari para bidan tersebut sebelum Dokter masuk ruangan.
Sesuai harapan, sebagai suami yang baik hati sayapun ingin merasakan sensasi menunggu istri sedang melakukan proses melahirkan jabang bayi.
Luar biasa, antara haru, deg-degan dan bahagia proses itupun kami lalui hingga waktu menunjukkan jam 2:55. Banyi laki-laki mungil itupun sudah menghirup dunia nyata ini dengan proses normal dengan berat 3.6 kg dan panjang 50 cm.
Terlihat sehat dengan pipi yang merona, bulu-bulu halus terlihat di sana-sini serta hidung terlihat mancung, bayi mungil itupun sedang melalui proses IMD dengan manjanya.
Aaaah lega dan bahagia rasanya, akhirnya seorang Joko Supriyanto kini menjadi seorang ayah, melengkapi status sebagai seorang suami selama ini.
Affan Meiko Alvaro laki-laki itu kami beri nama. Dan selapan (sebulan+) kemudian nama itupun kami resmikan melalui proses syukuran kecil-kecilan. Dengan mengundang tetangga dan family dari keluarga istri dan keluarga saya dari madiun, proses aqiqah itupun kami lalui dengan penuh kebahagiaan dan harapan doa kebaikan.
Berjuta harapan semoga Meiko sebagai panggilan anak kami inipun menjadi anak shaleh, bijaksana serta menjadi anak berbakti dan bertanggung jawab.
Siang itu 17 Juli 2013 kami bertiga melakukan persiapan untuk mengunjungi simbahnya di Madiun dari orang tua saya. Dengan menggunakan kereta api Sancaka butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai di rumah Madiun.
Hari-hari pertama merasakan perbedaan suhu udara antara Sleman dan Madiun, anak lanang itupun sedikit menunjukkan sikapnya tidak nyaman. Dengan sedikit kesabaran dan berbagai cara, akhirnya Meiko bisa menikmatinya hingga tulisan ini dibuat.
Lebaran 2013 sebagai lebaran pertama kami yang luar biasa. Dengan hadirnya anak lanang yang saat ini sedang menikmati proses ‘ngoceh’ itupun menambah kebahagiaan merayakan kemenangan tahun ini.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1413H saya dan keluarga ucapkan dengan tulus, Mohon Maaf Lahir Bathin.
Comments
7 responses to “Lebaran Pertama Dengan Status Ayah”
saya baru mengetahui,selamat yo kang brow..
pindah sleman saiki?
Hehehe nggak mas, sementara saja edisi lahiran kemaren
halo boleh minta contact emailnya?
https://jokosupriyanto.com/contact/
Nrjit, postingan terakhirnya lama banget.. 🙂
yoih yoih
Cuek
pasti anaknya sudah pintar sekarang n imut imut gemes