Siang itu sekitar jam 12an di pertengahan minggu di awal tahun 2014, saya pergi meninggalkan Batam karena dapat tugas untuk pergi ke Pekanbaru bersama seorang kawan. Satu tas gendong beserta laptop, kamera dan beberapa potong baju ganti sudah saya persiapkan malam sebelumnya.
Jarak tempuh Batam-Pekanbaru itu hanya selempar kutang, mungkin saja. Baru saja mata mau terpejam, mas pilot sudah mengabarkan mau sampai, doh. Sekitar jam 3an sore kami berdua akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Sultan Syarif Kasim II International.
Bakar rokok sebatang dulu sebelum memutuskan mencari taksi untuk mengantarkan kami ke koordinat yang dituju saat itu adalah Hotel Swiss Bell Inn Pekanbaru. Ohya karena kami sudah mulai melapar, terpaksa nyulik taksinya untuk mencarikan warung nasi padang.
Lantas sama pak sopirnya kami diantarkan kesebuah rumah makan Padang yang terlihat berjubel manusia kelaparan. Pikirku ah ini pasti enak, selain ramai pengunjung juga terlihat besar. Rumah makan Padang Lumbung Mas kalau tak salah ingat. Sayang rasa rempah-rempah yang sangat kuat sayapun gagal merasakan enaknya nasi padang. Sayapun curiga, kokinya mantan koki rumah makan India :).
Baiklah, perjalananpun dilanjutkan menyusuri kota pekanbaru yang saat itu sudah mulai sore hari. Setelah sampai lokasi dan bla bla sebentar dengan pihak hotel, akhirnya kami sukses mbabu hingga petang hari. Malam itupun kami tutup dengan santapan menu makanan rumah makan ampera mutia.
Hari kedua perjalanan biasa saja, hanya saja siang hari saya menemukan kedai kopi yang lumayan manusiawi. Kedai kopi Serasi namanya, dengan makanan andalannya pisang goreng kipas. Alamaaaak betapa nikmatnya, siang-siang ngopi ditemani pisang goreng panas-panas kuku.
Malam kedua ada hal yang membuat saya geli tak terkira. Malam itu saya mendapatkan 2 kuci kamar hotel dan di hotel yang berbeda dan mendapatkannya dari orang yang berbeda pula. Malam itu juga kamipun meninggalkan swiss bell in dan berpindah ke hotel grand central.
Jumat sebagai hari ketiga kami di Pekanbaru dan kembali lagi ke swiss bell in, hari itu kami lalui dengan amburadul. Satu sisi kami harus menekan beberapa pihak lain untuk menuntaskan kerjaanya, dan satu sisi juga harus menuntaskan kerjaan kami sendiri. Demi jam 4 sore biar bisa berangkat ke Dumai, tapi gagal. Kerjaan kelar saat itu sudah sore menjelang magrib heuheue.
Tak apa, malam itupun kami melanjutkan perjalanan menggunakan travel menuju Dumai. Jam 9an malam kamipun sukses mulai tidur di travel dengan mobil hyundai H1 yang lapang, apalagi satu mobil hanya diisi 5 penumpang. Sayapun hanya terbangun sekali, itupun karena mobil berhenti istirahat untuk makan. Kalau tak salah disekitar daerah Duri.
Sekitar jam 2 pagi kami akhirnya sampai di hotel, tak banyak gaya kamipun langsung tumbang hingga pagi :D. Sabtu yang tak begitu panas itupun kami lalui mengelilingi Dumai hingga malam karena paginya kami harus kembali ke Batam. Ohiya kapal dari Dumai ke Batam hanya sekali dan itupun jam 7 :).
Ombak laut yang lumayan tinggi di bulan januari ini hampir saja membuat saya muntah. Aaaah tapi yasudahlah pengalaman terombang ambing di laut selamat 7 jam itu sangat menyeramkan dan menyenangkan kawan. Tak percaya ? cobalah sekali-kali 🙂