Renungan Cinta

Ketika hati mendapatkan kedamaian dengan yang dicintai,
Mana mungkin ia menghendaki lainnya?
Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,
Akankah ia menginginkan rembulan?
Ketika jiwa dahaga akan seteguk air jernih, tak ada gunanya gula.
Tempat Cinta adalah hati, dan hati adalah emas murni.
Keagungan ilahiah menggosoknya dengan menatapnya,
Menjadikan terang dan murni.
Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta tiada terperi muncul dalam cermin
keshalehan hati.
Cinta manusiawi hidup melalui Cinta ilahi


Comments

8 responses to “Renungan Cinta”

  1. loh? kapan blog ini aktip lagih??
    wah.. baru tau nih… ๐Ÿ˜‰

  2. Wah, sayang sekali mas Joko kalo puisi sebagus ini harus masuk ke dalam kategori sampah hehehe.. :)>-

  3. blog ini sudah aktif koq!
    berubah menjadi blog tukang penyair.

    he..he…23xรขโ€žยข

  4. Hmmm Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,
    Akankah ia menginginkan rembulan?

    sangat manusiawi lho untukmenginginkan lebih walopun sudah memiliki yang cukup.hehe

  5. piye kang , keno opo , akhir – akhir ini kok jadi puitis gini , nt kena flu burung yo?

    aduh aduh ๐Ÿ˜•

  6. hwaa… kayaknya aku kurang gaul nich sampe nggak tau kalo blog ini udah aktip lagih :d
    Beberapa hari kemaren absen ternyata lagi lelakon semedi cari inspirasi ya? Btw, puisinya keren banget.
    ๐Ÿ˜‰

  7. joko itu sopo sih????

  8. brilliant site! happy to be here. International Table becomes Small Cards in final: http://www.theonion.com/ , White Chair is always Full Corner Lazy Grass becomes Central Cosmos in final , Opponents can Kill Table Cosmos can Steal Table