Selain chit-chat/ngeblog yang ndak jelas ini, masih ada satu hobi yang ndak jelas pula yaitu poto poto. Dunia photography tidak bisa di pungkiri harus selalu berhubungan dengan kata seni dan imajinasi. Seni dan imajinasi ini yang sulit saya gali dari otak saya.
Punya kamera segede bokong lun* kalau ndak bisa mengasah imajinasi juga akan percuma bagi saya. Kembali ke judul tulisan antara sensualitas dan keindahan. Saya selalu geleng2 dan misuh misuh sendiri kalau lihat hasil photo yang keren. Keren di mata saya belum tentu keren di mata anda ya :). Asli saya ngiri, kok punya otak banyak bener saraf seninya :D.
Seperti photo di atas, photo dadakan tanpa konsep dengan hanya bantuan 1 lighting merk china [punyanya cuma itu :)], dini hari saya pergunakan untuk memaksimalkan permintaan seorang sahabat. Grogi setengah mati melanda saya malam itu, motret di lihatin orang2 yang ndak saya kenal, dan juga konsep dadakan yg ia minta doh.
Meski saat itu adalah kedua kalinya saya belajar motret dengan menonjolkan keindahan tubuh, tetep aja bingung takut salah konsep :D. Art nude dan pornografi memang BETI batasannya, tinggal bagaimana otak kanan dan kiri mencerna sebuah karya itu.
Kesimpulan malam itu, motret apapun tentuin dulu konsepnya, ndak peduli moto batu sekalipun. Karena dengan konsep, photo akan punya cerita. Masih ingat waktu workshop sama bang arbain rambey beberapa waktu yg lalu, photografy itu cuma ada 4, pencahayaan, konsep, komposisi, dan angle.
Eh besok sudah sabtu, happy weekend teman, smoga liburan anda akan menyenangkan. Happy blogging 🙂