Kabupaten Bintan dianugerahi potensi pasir yang luar biasa oleh Yang Maha Kuasa. Terbukti hingga negara tetangga pun rela menampung sebagian besar hasil tambang pasir di daerah Bintan. Menurut kabar, kualitas pasir di Bintan cukup bisa diandalkan sebagai bahan dasar bangunan hingga bernilai ekonomis tinggi.
Dampak kegiatan penambangan pasir selalu mengundang polemik. Sudah tentu dengan alasan merusak alam. Lihat saja foto di atas. Foto ini saya ambil di daerah kabupaten Bintan arah jembatan busung, dan tidak akan terlihat dari jalan raya. Namun ketika masuk 2-3km ke arah hutan, kita akan menemui banyak sekali pemandangan seperti di atas.
Sisa-sisa penambangan pasir di Bintan ditinggalkan begitu saja oleh tuan-tuan mereka ketika tempat tersebut sudah tidak menghasilkan pasir lagi. Saya yakin tempat ini dulunya pasti hutan. Namun ketika penambangan pasir itu usai, hanya terlihat hamparan tanah luas dan banyak kubangan-kubangan besar yang menurut cerita kedalamannya pun tak terhingga.
Titik krusial yang menjadi kelemahan penambangan pasir adalah cara pandang terhadap sumber daya tambang sekedar sebagai komoditas semata. Alhasil eksploitasi pasir darat besar-besaran di Pulau Bintan menyisakan kubangan, lahan mati dan merusak lingkungan. Dolar Singapura setiap meter kubik tentunya tidak sebanding dengan biaya reklamasi tanah rusak akibat penambangan tersebut.
Comments
8 responses to “Ketika Tambang Pasir Sudah Tak Bertuan”
Alam cuma di eksploitasi,,,,makanya kini sudah tak mau bersahabat dgn manusia lg.Kapan alam kita bisa bernafas kembali
sangat disayangkan anugrah alam dari yang maha kuasa dirusak begitu saja
betul sekali gan sangat disayangkan sekalli.
cukup membahayakan juga, ada baiknya akibat dari penambangan pasir ini segera ditangani agar nantinya tidka menimbulkan efek yang lebih buruk lagi pada lingkungan
sudah tampak kerusakan di bumi karena ulah manusia gan, tp fotonya bagus banget ya
yah betul sekali,,
apa mereka tidak peduli dangan akibat yang akan terjadi..?
suatu tindakan yang jauh dari kata terpuji.
Sungguh sayang sekali, padahal pemandangannya bagus juga ya.
sayang banget alam rusak cuma gara-gara keserakahan manusia…